KORUPSI
Budaya Korupsi, banyak yg menolak bahwa korupsi itu adalah suatu BUDAYA, Saya sendiri tidak setuju apabila korupsi di sebut budaya saya lebih setuju apabila korupsi itu di sebut kebiasaan yg turun temurun
Kenapa? ? ?,
Budaya Korupsi, banyak yg menolak bahwa korupsi itu adalah suatu BUDAYA, Saya sendiri tidak setuju apabila korupsi di sebut budaya saya lebih setuju apabila korupsi itu di sebut kebiasaan yg turun temurun
Kenapa? ? ?,
Karena dari hasil survey yg saya lakukan sendiri(kayak surveyor aja), bahwa kebiasaan korupsi itu mulai tertanam sejak usia dini, dan sebenar nya tak pernah di sengaja oleh para orang tua kita, walau pun ini hanya sebagai pencetus nya saja, tetapi penting sebagai bahan pertimbangan kita.
Contoh nya,
Ini adalah contoh sebuah percakapan antara orang tua dan anak:
Orang tua : Nak,.. tolong belikan gula dong. Si anak : iya,.. sini uang nya. Orang tua : ini uang nya, nanti kalau ada kembalian nya untuk kamu aja ya.
Dari percakapan sederhana di atas tampa kita sadari kita sebenar nya sudah menanam kan bibit bibit Korupsi.
Karena walau pun pada awal nya kita ijin kan sang anak untuk mengambil kembaliannya, tapi hal itu telah membiasakan anak anak kita untuk selalu mengharap kan sisa uang belanja, dan pada saat yg lain, seiring perkembangan daya pikir si anak yg semakin banyak akal nya, maka si anak pada setiap kesempatan diberi kepercayaan untuk belanja dan sebagai nya dia akan selalu berpikir tentang ada tidak nya sisa belanja, dan pada saat uang yg kita berikan pas pasan, maka dia akan merasa kecewa , dan dia akan berpikir keras bagai mana caranya agar ada sisa uang belanja, dan pada akhir nya bisa saja akan dengan sengaja mengurangi belanjaan dengan diam diam, misalnya di suruh beli 10 kg , tapi diam diam dia hanya beli 9 kg,dengan harapan ada sisa belanja.
Kita bayang kan saja saat dia sudah dewasa, mungkin suatu saat dia akan menjadi seorang Pejabat Negara atau perusahaan maka akan lebih besar lagi akibat nya,.. bisa saja belanja Negara yg ideal nya 100 juta, tapi yg dia belanjakan 90 juta lalu sisa nya masuk kantong pribadi (padahal udah punya gajih+tunjangan lho) dengan ber macam macam MUSLIHAT, missal nya dengan menaikkan harga beli atau MARK UP istilah keren nya.
Ternyata begitu besar akibat dari hall yg semula sepele tapi sangat besar pengaruh nya terhadap perkembangan JIWA anak anak Kita.
Sampai pada point nya,… biasakan lah tidak memberi anak-anak sisa belanja, kalau pun sebenar nya kita memang niat memberi, cobalah cari MOMENT yang lain, missal nya beberapa saat setelah Si anak mengembalikan sisa uang belanja.
Ingat lah !!!, hal hal besar selalu ber awal dari hal hal kecil.
Pedulilah demi Anak-anak Kita GENERASI PENERUS BANGSA
Hal diatas hanyalah salah satu dari sekian banyaknya penyebab kebiasaan KORUPSI
Harapan Saya : SEMOGA BERMAMFAAT
Contoh nya,
Ini adalah contoh sebuah percakapan antara orang tua dan anak:
Orang tua : Nak,.. tolong belikan gula dong. Si anak : iya,.. sini uang nya. Orang tua : ini uang nya, nanti kalau ada kembalian nya untuk kamu aja ya.
Dari percakapan sederhana di atas tampa kita sadari kita sebenar nya sudah menanam kan bibit bibit Korupsi.
Karena walau pun pada awal nya kita ijin kan sang anak untuk mengambil kembaliannya, tapi hal itu telah membiasakan anak anak kita untuk selalu mengharap kan sisa uang belanja, dan pada saat yg lain, seiring perkembangan daya pikir si anak yg semakin banyak akal nya, maka si anak pada setiap kesempatan diberi kepercayaan untuk belanja dan sebagai nya dia akan selalu berpikir tentang ada tidak nya sisa belanja, dan pada saat uang yg kita berikan pas pasan, maka dia akan merasa kecewa , dan dia akan berpikir keras bagai mana caranya agar ada sisa uang belanja, dan pada akhir nya bisa saja akan dengan sengaja mengurangi belanjaan dengan diam diam, misalnya di suruh beli 10 kg , tapi diam diam dia hanya beli 9 kg,dengan harapan ada sisa belanja.
Kita bayang kan saja saat dia sudah dewasa, mungkin suatu saat dia akan menjadi seorang Pejabat Negara atau perusahaan maka akan lebih besar lagi akibat nya,.. bisa saja belanja Negara yg ideal nya 100 juta, tapi yg dia belanjakan 90 juta lalu sisa nya masuk kantong pribadi (padahal udah punya gajih+tunjangan lho) dengan ber macam macam MUSLIHAT, missal nya dengan menaikkan harga beli atau MARK UP istilah keren nya.
Ternyata begitu besar akibat dari hall yg semula sepele tapi sangat besar pengaruh nya terhadap perkembangan JIWA anak anak Kita.
Sampai pada point nya,… biasakan lah tidak memberi anak-anak sisa belanja, kalau pun sebenar nya kita memang niat memberi, cobalah cari MOMENT yang lain, missal nya beberapa saat setelah Si anak mengembalikan sisa uang belanja.
Ingat lah !!!, hal hal besar selalu ber awal dari hal hal kecil.
Pedulilah demi Anak-anak Kita GENERASI PENERUS BANGSA
Hal diatas hanyalah salah satu dari sekian banyaknya penyebab kebiasaan KORUPSI
Harapan Saya : SEMOGA BERMAMFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
siapa saja yg punya usul agar blog ini lebih baik lagi.